PENGERTIAN PERMAINAN

Bookmark and Share

Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Pada permulaan setiap pengalaman bermain memiliki resiko. Ada resiko bagi anak untuk belajar misalnya naik sepeda sendiri, belajar meloncat. Unsur lain adalah pengulangan. Anak mengkonsolidasikan ketrampilannya yang harus diwujudkannya dalam berbagai permainan dengan nuansa yang berbeda. Dengan cara ini anak memperoleh pengalaman tambahan untuk melakukan aktivitas lain. Melalui permainan anak dapat menyatakan kebutuhannya tanpa dihukum atau terkena teguran misalnya bermain boneka diumpamakan sebagai adik yang sesungguhnya (Semiawan, 2002: 21).

Berkaitan dengan permainan Pellegrini dan Saracho, 1991 (dalam Wood, 1996:3) permainan memiliki sifat sebagai berikut: (1) Permaianan dimotivasi secara personal, karena memberi rasa kepuasan. (2) pemain lebih asyik dengan aktivitas permainan (sifatnya spontan) ketimbang pada tujuannya. (3) Aktivitas permainan dapat bersifat nonliteral. (4) Permainan bersifat bebas dari aturanaturan yang dipaksakan dari luar, dan aturan-aturan yang ada dapat dimotivasi oleh para pemainnya. (5) Permainan memerlukan keterlibatan aktif dari pihak pemainnya. Menurut Framberg (dalam Berky, 1995) permainan merupakan aktivitas yang bersifat simbolik, yang menghadirkan kembali realitas dalam bentuk pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh makna. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri siswa sendiri secara spontan. Menurut Hidayat (1980:5) permainan memiliki ciriciri sebagai berikut: (1) adanya seperangkat peraturan yang eksplisit yang mesti diindahkan oleh para pemain, (2) adanya tujuan yang harus dicapai pemain atau tugas yang mesti dilaksanakan.

PERMAINAN BAHASA

Permainan bahasa merupakan perminan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh ketrampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih ketrampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).

Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. anakanak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Pada usia tersebut, anak-anak mudah merasa jenuh belajar di kelas apabila dijauhkan dari dunianya yaitu dunia bermain. Permainan hampir tak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Baik bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa semua membutuhkan permainan. Tentunya dengan jenis dan sifat permainan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin, bakat dan minat masing-masing.

Tujuan utama permainan bahasa bukan semata-mata untuk memeproleh kesenangan, tetapi untuk belajar ketrampilan berbahasa tertentu misalnya menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan. Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) bahwa interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak-anak. Menang dan kalah bukan merupakan tujuan utama permainan. Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan atau tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut kadang-kadang berupa masalah yang harus diselesaikan atau diatasi, kadang pula berupa kompetisi. Maslaah yang harus diselesaikan itulah dapat melatih ketrampilan berbahasa. Alat permainan baik realistik maupun imajinatif, buatan pabrik maupun alamiah memiliki peranan yang cukup besar dalam membantu merangsang anak dalam menggunakan bahasa. Keberadaan alat-alat permainan dapat memabntu dan meningkatkan daya imajinasi anak.

PERMAINAN KATA

Permainan kata dan huruf dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan menyenagkan. Siswa dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk memberikan tanggapan dan keputusan. Dalam memainkan suatu permainan, siswa dapat melihat sejumlah kata berkali-kali, namun tidak dengan cara yang membosankan. Guru perlu banyak memberikan sanjungan dan semangat. Hindari kesan bahwa siswa melakukan kegagalan. Jika permainan sukar dilakukan oleh siswa, maka guru perlu membantu agar siswa merasa senang dan berhasil dalam belajar.

Memilih Kata

Cara membuat

Pada kartu yang panjang ditempeli sebuah gambar sederhana. Di samping gambar ditulis suatu pilihan tiga kata, satu yang sesuai dengan gambar dan dua yang mirip dengan gambar. Pada punggung kartu warnai suatu ruang untuk menyatakan kata yang benar. Kemudian disediakan jepit kertas.

Cara Bermain

Dua orang siswa memutuskan kata mana yang sepadan dengan gambar, kemudian menaruh jepit di samping kartu kata itu. Untuk mengecek baliklah kartu.

Melengkapi kalimat

Pada kartu yang panjang tertulis kalimat dengan satu kata hilang. Pada kartu tersebut diberi celah untuk kata-kata yang hilang. Kemudian membuat kartu gambar yang cocok dengan celah itu.

Cara membuat

Sebuah kalimat ditulis diatas kartu panjang dengan satu kata dihilangkan. Pada kata yang dihilangkan tersebut dilubangi untuk menyelipkan kartu yang cocok untuk melengkapi kalimat. Kemudian membuat kartu-kartu kata yang salah satunya cocok untuk celah pada kartu kalimat.

Cara Bermain

Satu atau dua orang membaca kalimat dan mencocokkan kartu-kartu gambar dalam spasi yang kosong. Kemudian siswa menyelipkan kartu kata yang cocok pada celah kartu kalimat.

Batu Loncatan

Cara Membuat

Karton atau kertas digunting menjadi sejumlah bundaran. Pada bundaran tersebut ditulis nama anggota keluarga atau teman-teman. Kertas dapat bermacam-macam warna.

Cara Bermain

Guru melakukan suatu perintah, misalnya “Loncat ke Ayah”. Siswa harus menemukan bundaran yang benar dan melompat disitu sambil menunggu perintah selanjutnya. Dapat juga diubah menjadi sebuah permainan pembentukan kalimat. Dengan memasukkan kata kerja dan bagian-bagian lain dari bahasa lisan. Siswa harus melompat ke bundaran-bundaran itu dalam urutan yang benar agar tersusun sebuah kalimat.



3. Latihan-latihan Memperkaya Perbendaharaan Bahasa

Keberanian dan kemahiran siswa bercakap-cakap dipengaruhi oleh perbendaharaan bahasanya. Oleh karena itu, latihan memperkaya perbendaharaan bahasa sangat penting. Latihan-latihan untuk memperkaya perbendaharaan bahasa itu dapat kita lakukan dengan jalan sebagai berikut:

(1) Yang amat penting ialah pengajaran lmgkungan (Zuakonjerwifs), yang biasanya dilakukan di kelas I, II, dan III. Seperti: mengunjungi pasar, rumah yang sedang dibangun, menual padi, waduk untuk pengairan sawah-sawah, kantor pos, stasiun kereta api, dan lain-lain.

(2) Mengajarkan nama-nama. Seperti: bermacam-macam bunyi, warna, gerakan badan, pakaian; gejala-gejala hari seperti panas, mendung/berawan, hujan, dan sebagainya.

(3) Permainan perbendaharaan bahasa. Seperti: perlombaan menulis nama-nama barang di dapur, nama buah-buahan, barang-barang di toko, mencari oleh-oleh yang dapat dibeli di suatu toko tetapi huruf awal dari benda itu harus sama. Contoh: lbu berbelanja di toko Makmur. Yang dibeli mulai dengan huruf m yaitu: minyak goreng, mi, mihun, molen, dan seterusnya.

(4) Menghapalkan sajak-sajak. Di kelas-kelas rendah: dapat diberikan sajak-sajak yang memuat banyak hal yang dilakukan oleh anak-anak, atau yang dapat dipertunjukkan sebagai percakapan. Misalnya menghapalkan syair lagu “Bertepuk Tangan” -» Berlipat-lipat tangan, bertepuk sernuanya. Bertepuk berpasangan. Alangkah senangnya berteman. Di kelas-kelas tinggi: di samping hapal sajak-sajak itu, kita perhatikan pula keindahan bentuk bahasanya. Bahan dapat diambil dari syair lagu yang telah dinyanyikan anak. Misalnya “Burung Kutilang”. Memilih sajak-sajak itu harus dengan seksama sekali. Misalnya sajak “Aku” belum tepat untuk usia SD. Pilihiah sajak yang sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Misalnya sajak “Kapal Udara” karya Maria Amin (Kesusasteraan Indonesia Masa Jepang. Editor H.B. Yasin, Balai Pustaka, 1928) sesuai watak siswa kelas V atau kelas VI.

(5) Memberikan latihan-latihan yang disenangi, seperti:

a. Mempergunakan kata-kata dalam kalimat-kalimat. Misalnya di kelas I dan ll baru mengucapkan kalimat: “Saya makan…. “(Lanjutannya diucapkan siswa sesuai apa yang diinginkan siswa).’ Di kelas III siswa melakukan percakapan bersambung. Siswa A berkata: “Saya sedang makan. Makan apa sekarang?” Si B meneruskan dengan: “Makan buah. Buah apa?” Dilanjutkan siswa berikutnya sampai semua mendapat giliran.

b. Membuat beberapa kalimat dan sebuah kata yang berbeda artinya. Lihat Lancar Berbahasa Indonesia 3, halaman 31. Dan kata bakar dapat disusun 5 kalimat yang berbeda artinya.

c. Mengisi kalimat-kalimat yang belum lengkap. Misalnya: Berjalanlah di sebelah kin supaya …

d. Mengatakan kalimat dengan cara lain. Misalnya: Saya perlu minum -> Saya haus.

e. Dan sebagainya.

Kalau kita simpulkan, maka cara-cara untuk menambah perbendaharaan bahasa ada 2 macam: a. Secara langsung, yaitu pada pelajaran:

1. Membaca Bahasa, di mana anak-anak mencatat di dalam buku catatannya pengertian-pengertian bani, sinonim atau padanan kata, lawan kata-kata, pemakaian kata dalam kalimat, dan sebagainya. Hal ini telah mulai sejak kelas 1. Contoh: Guni membuat kantong kartu seperti … dan seterusnya. Siswa menuliskan kata yang diketahuinya di kartu yang diberikanguru lapil labul pbatui dst. Siswa memasukkan dalam kantong yang sesuai. Siswa telah mempunyai buku kamus sederhana. Siswa menuliskan setiap kata-kata yang baru diketahuinya ke dalam buku itu. Kegiatan ini berlanjut dan kelas I sampai dengan kelas VI.

2. Tata Bahasa, di mana beberapa pelajaran tiap-tiap kata diberikan imbuhan untuk memberi idiom baru (lihat Lancar Berbahasa Indonesia 3, halaman 55). Dan kata-kata kecil dapat dikembangkan menjadi: kekedlan, terkedl, mengecilkan, dikecilkan, memperkecil, kecilkan.


Anda sedang membaca artikel tentang PENGERTIAN PERMAINAN dan anda bisa menemukan artikel PENGERTIAN PERMAINAN ini dengan url http://4loveandlife.blogspot.com/2009/06/pengertian-permainan.html, anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel PENGERTIAN PERMAINAN ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link PENGERTIAN PERMAINAN sumbernya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...