Ahli hikmah menasehatkan,”ingatlah olehmu dua perkara, yaitu kesalahanmu kepada orang lain dan kebaikan orang lain kepadamu. Lupakanlah dua perkara, yaitu kebaikanmu pada orang lain dan kesalahan orang lain kepadamu.”
Nasehat ini sesungguhnya adalah kunci dalam mensucikan jiwa. Salah seorang tabi’in, Rabi’ bin Hutsaim yang terkenal dengan sikapnya dalam mensucikan jiwa mengatakan, “Seandainya manusia itu tahu tentang aibnya sendiri niscaya tidak ada orang yang mau mencela aib orang lain.”
Nilai seseorang bukanlah berada pada penampilan dirinya, bukan pula dari jabatan dan harta benda yang telah dikumpulkan. Namun, seseorang dinilai dari budi pekerti luhur yang menghiasi perilakunya.
Dengan mengingat kesalahan yang pernah kita lakukan terhadap orang lain akan mendorong untuk bertobat kepada Allah SWT, kemudian berusaha memperbaikinya dengan meminta maaf dan tidak akan mengulanginya.
Mengingat kebaikan orang lain kepada kita akan memberi dorongan untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Kehidupan tidak akan terbina dengan baik tanpa kebaikan orang lain, yang pada hakekatnya kebaikan itu untuk dirinya sendiri.
Marilah kita mulai kehidupan seperti ini dari diri kita sendiri, terutama kepada saya yang selama ini masih jauh dari apa yang saya tulis kali ini. Belum ada kata terlambat bagi kita untuk mengoreksi diri kita sendiri dan berbuat baik kepada orang lain.
Home » Kesalahan dan Kebaikan » Kesalahan dan Kebaikan
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment